THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

This is Like? or Love?

        Kemaren ada pensi di sekolah. Seru banget! Ada dia juga. Dan.. kalian tau? Kita duduk sebelahan, deket banget lagi. Sampe ada anak kelas tujuh yang ngira kita pacaran. Hihi. Padahal dia udah punya pacar loh. Malahan waktu dia dudukdi samping aku, pacarnya ada di depan dia! wow.
          Kita ngobrol asyik banget. Nggak keabisan bahan obrolan deh pokoknya. Sampe waktu aku liat ada sisa-sisa tissue di pipi sama rambut dia. aku bilang ‘itu ih, tissue dimana-mana. Elo mah make tissue sampe ke rambut?’ And guess what? Dia minta aku yang ngebersihin itu! secara otomatis tangan aku megang pipi dan rambut dia kan? Didepan PACARNYA! Haha. Tapi kayaknya, pacarnya sih nggak peduli.
          Pokoknya aku seneng banget kemaren. Dia beliin aku minum. Padahal aku nggak minta tolong beliin apa-apa ke dia. Tapiiii… waktu aku lagi seru-serunya sama dia, ada yang gangguin (sebut aja si mss. G). mss. G itu pengen duduk di tengah tengah aku sama dia. Kesel sih. Dari ‘body langue’nya tuh keliatan kalo mss. G suka sama cowok yang di sebelah aku ini. Mmm… tau nggak? Ternyata cowok yang disebelah aku nggak mau geser duduknya. Aku juga nggak boleh geser sama dianya J. Akhirnya mss. G ngampar deh duduknya di bawah! Berkali-kali mss. G minta tolong sama cowok yang di sebalah aku ini buat nganter ke kantin dan berkali-kali juga di tolak! Haha mamfuus :p.
          Ah, tambah seneng lagi deh waktu tau ternyata dia lebih milih aku dari pada PACARNYA ataupun mss. G. maksudnya, bukan milih buat jadi pacar atau apa. Cuma khusus hari kemaren, dia kemana-mana atau ngapa-ngapain bareng sama aku. Hihihi
          Yaa.. aku emang suka dia. Mungkin sedikit lebih dari suka. Aku juga tau ko konsekuensinya kalo udah kayak gini. apapun resikonya nanti, aku udah siap! Lagian aku juga nggak ngarepin jadi pacar dia. aku cuma pengen jadi sahabatnya. Tapi, kalaupun nanti keinginan aku berubah, dan nggak bisa terwujud. Aku udah siap! Aku siap nangis lagi! Eh, nggak deng. Aku udah janji nggak bakal nangis lagi cuma karena cowok! Jadi, kalaupun keinginan aku nggak bisa terwujud, ya belajar terima kenyataan aja deh J.
          Untuk kali ini, aku nggak mau mikirin dulu apa resikonya. Aku cuma mau nikmatin ini aja! Nikmatin perasaan ini. Untuk sementara, biarin semuanya berjalan mengikuti arus. J

DREAMLAND

Semua seperti mimpi dalam tidur yang panjang. Penuh tawa, penuh air mata. Menyenangkan, juga menyedihkan. Terasa begitu jelas.. namun juga samar.
            Aku melihat diriku disana. Terperosok kedalam lubang yang sangat gelap. Juga dalam… Lubang yang seakan terlihat seperti hatiku. Tanpa cahaya, tanpa akhir, tanpa siapa pun di dalamnya. Diriku seperti hancur berkeping-keping disini.
            Aku merasakan sentuhan halus di lengan kiriku. Aku terkesiap dan terlonjak menjauh. Aku menajamkan pandanganku… tidak terlihat apapun. Gelap… Ku beranikan diri merabanya. Ku pegang dan ku tarik sekuat tenaga. Kasar dan… kuat. Seperti akar tanaman, pikirku. Apa di atas sana ada orang? Siapa? Penyelamatku? Tanpa pikir panjang aku memanjatnya. Cukup sulit, jika mengingat sedalam apa aku terperosok. Beberapa kali tanganku hampir terlepas dari pegangannya. Dengan susah payah, aku pun berhasil keluar dari lubang neraka itu.
            Disanalah aku melihatnya… dangan sejuta karisma. Dengan sejuta pesona, dia tersenyum padaku. Diakah? Penyelamatku?
            Dia menghampiriku dan menarikku dalam dekapannya. Hangat.. dan nyaman. Saat itulah aku merasakan diriku utuh kembali. Aku bahagia bersamanya. Dia seperti membawaku ke surga dunia. Rasanya menyenangkan, tidak ada rasa jenuh, tidak ada rasa bosan, yang ada hanya tawa bahagia.
            Kami sedang berada di atas bukit ketika ekor mataku menangkap dua sosok yang begitu familiar. Orangtuaku. Mereka menatapku dangan tatapan… prihatin?

Ibu      : Kau masih terlalu muda anakku, belum saatnya kau merasakan pahitnya dunia ini.

Apa? Siapa yang berbicara? Ibu? Bagaimana bisa? Bibir Ibu tidak bergerak sama sekali! Telepatikah?

Ayah  : Ya anakku, kita memang bisa bertelepati.
Aku    : Benarkah? Lalu… apa maksud perkataan Ibu tadi?
Ibu      : Jauhi pria itu.
Aku    : Ibu tidak suka dengannya? Kenapa? Aku bahagia dengannya!
Ibu      : Kami tau yang terbaik bagimu nak.
Ayah  : Kelak kau akan bersyukur jika menuruti kata-kata kami.
Aku    : Tidak! Aku yang lebih tau apa yang terbaik untuk diriku sendiri. Aku bahagia bersamanya!
Ayah  : Baiklah jika itu pilihanmu. Kami harap tidak ada penyesalan atas itu.

            Aku berlari menuruni bukit. Dadaku berdetak begitu cepat. Aku mendengar langkah yang mendekat dari belakangku. Seakan aku mendengar suara Ibu yang berseru “Kami selalu ada untukmu nak. Jangan sungkan datang kepada kami jika kelak kau merasa jalanmu salah.” Aku menghentikan langkahku dan membalikkan tubuhku ke belakang. Tidak ada Ibu ataupun Ayah. Hanya dia… berdiri di belakangku dengan tersenyumnya. Sepersekian detik kemudian dia merangkulku. Kenyamanan kembali menyelimuti diriku.
            Kami berjalan beriringan, bergandengan tangan. Tawa, canda, serta gurauan. Seakan dunia hanya milik kami berdua. Sejenak aku ingin menghentikan waktu! Melupakan masalah yang ada! Mengubur masa lalu! Aku hanya ingin bersamanya! Bahagia seperti ini! Itu saja!
            Kurasakan gengaman di tanganku kian merenggang.. dan terlepas. Aku menatapnya heran. Tetapi dia mengacuhkanku dan pergi tanpa berpatah lagi. Langkahnya semakin cepat hingga nyaris berlari. Aku mengejarnya. Tidak bisa! Dia terlalu jauh. Terlalu cepat.
            Aku terus mengejarnya. Kulihat dia berhenti disamping seorang gadis cantik dengan gaun putihnya. Mereka berpelukan dalam tawa. Saat tinggal beberapa langkah lagi aku bisa menggapai mereka… tubuhku terasa melayang.

Ya… Aku kembali terjatuh ke dalam lubang yang dalam dan gelap. Aku berteriak. Tetapi tidak ada suara yang terdengar. Sesaat aku teringat perkataan Ibu ku, Ayah ku… Ini kah yang mereka maksud? Kupikir laki-laki itu telah menyelamatkanku dari lubang neraka itu. Tetapi tidak! Dia hanya ingin aku merasakan lubang neraka yang lain! Aku menyesal Ibu, Ayah.. Maafkan aku…
            Hujan? Hah.. Langitpun turut mengasihani nasibku. Kini semuanya samar, buram, dan kembali gelap. Apa ini mimpi? Ya.. ini pasti mimpi! Tetapi, mengapa semua terasa begitu nyata? Sakit ini.. sakit di hatiku ini. Benarkah ini nyata? Terlalu aneh untuk jadi nyata. Jadi ini apa?! I HOPE THIS IS JUST MY DREAMLAND! Dan ketika aku terbangun kelak.. rasa sakit ini akan ku buang jauh-jauh. Kutinggalkan disini. Tidak akan ku perbolehkan mengikutiku!
            Dan sesaat sebelum tubuhku menghujam dasar lubang, aku merasakan ada sesuatu (atau seseorang?) yang menangkapku. Sedetik kemudian aku mendengar bisikan di telingaku yang menyerukan : “Akulah Pangeranmu!”


he is my savior

aku suka senyumnya
aku suka joke-nya
aku suka cara pikirnya
aku suka gimanapun sikap dia ke aku
aku suka dia.. yeah

dia..
aku tau dia udah punya pacar
dan aku nggak papa
aku seneng liat dia ketawa
aku marah kalo dia nangis di depan aku gara-gara pacarnya

aku tau semua (oke, mungkin nggak semua) tentang dia
aku tau dia pinter di pelajaran apa
aku tau dia bego di pelajaran apa
aku tau dia mau masuk SMA mana
aku tau dia mau masuk ke universitas mana
aku tau cita-cita dia
aku tau orang tua dia
bahkan aku tau gaya pacaran dia
karena apa? ya, aku temen curhat dia :)

aku deket sama dia dari kelas 7
tapi dulu kita cuma sebatas temen
dulu? mm.. kayaknya sampe sekarang juga masih sebatas temen

dia itu pinter. tapi juga bego na'udzubillah kalo soal cinte -___-'
ya.. nggak usah disebutin deh gimana begonya

bagi aku, dia itu penolong, temen curhat, temen gila-gilaan, temen nongkrong, dan guru yang baik
penolong? ya.. dia yang nolongin aku (secara nggak langsung). dia yang lepasin aku dari sakit hati gara-gara cowok itu!
temen curhat? kalo dia atau aku lagi ada masalah, biasanya kita suka curhat. nggak tau masalah cinta atau pelajaran bahkan keluarga. tapi yang paling sering cerita sih dianya. aku seringnya jadi pendengar yang baik aja. heheh
temen gila? hahah.. pokoknya antara kita, yang namanya ja'im dibuang deh jauh-jauh! :D
temen nongkrong? tiap pelajaran kosong atau kapan pun kalo ada aku ada dia ya enak banget tuh buat nongkrong. pasti rameeee!
guru? mmm... dia baik. dia suka ajarin aku kalo ada materi IPA yang aku belum ngerti..

aku bersyukur punya temen kayak dia..
aku suka... dia.
hm.. sebatas suka aja. nggak lebih
bukan sayang, bukan cinta

sampe sekarang.. cuma adek aku si RIZQA SHAFIRA AHNAF yang tau siapa itu dia..
temen-temen, bahkan sahabat juga belum tau. karena memang belum waktunya :)

bukan pilihan

Gue             : Mau lo apa? Gue udah mundur! Gue udah bukan saingan lo lagi! Ambil sono. Gue udah nggak butuh!
Dia              : Mau gue? Lo jadian sama ***!
Gue             : Apa?! Lo bego apa tolol? Bukannya ini yang lo mau dari dulu? Gue pergi dari hidup lo sama ***. Yakan? Jujur deh lo!
Dia              : Ya.. emang itu yang gue mau. Tapi itu dulu! Gue sakit hati sama sikap *** yang bisa bikin cewek berantem nggak jelas kayak gini! Gue sayang ***. Tapi gue juga nggak mau ada orang lain yang sakit hati. Cukup gue aja yang sakit hati!
Gue             : Lo pikir gue lemah? Lo pikir gue bakal bertindak macem-macem cuma gara-gara hal kayak gini? Enggak! Gue emang sakit hati. Dari dulu. Dan gue baik-baik aja! Gue bisa!
Dia              : Lo kenapa sih? Jujur deh. Lo juga maunya gue yang mundur kan?
Gue             : “Ya.”
Dia              : “Terus?”
Gue             : “Terus?”
Dia              : “Terus kenapa lo yang mundur?”
Gue             : “Bosen. Capek. Pengen bebas. Puas?”
Dia              : “…”
Gue             : “Udah lah, pokoknya gue mau denger lo jadian sama ***.”
Dia              : “Gue nggak mau!”
Gue             : “Nggak usah muna lo.”
Dia              : “Haha.. Oke, ini keputusan akhir. Kita tanya ke *** langsung. Siapa yang dia pilih. Keputusan dari *** harus kita terima!”
Gue             : “Lo gila.”
Dia              : “Maybe, tapi gue bakal lebih gila kalo nggak ngelakuin ini!”
Gue             : “Gue tau apa yang lo mau. Nggak usah merasa nggak enak sama gue deh. Sono aja sama si ***. Gue nggak peduli.”
Dia              : “Kenapa? Lo takut?”
Gue             : “Takut karena?”
Dia              : “Nggak dipilih?”
Gue             : “Haha. Are you kidding me?”
Dia              : “Terus kenapa?”
Gue             : “Percuma.”
Dia              : “Percuma?”
Gue             : “Ya. Karena *** nggak punya pilihan.”
Dia              : “Hallo.. pilihannya *** ada dua. Lo sama gue.”
Gue             : “Dia nggak bisa milih gue. Jadi pilihannya cuma lo. Dan itu sama aja *** nggak punya pilihan.”
Dia              : “Kenapa lo bukan?”
Gue             : “Karena.. gue memang bukan pilihan!”
Dia              : “Tapi…”
Gue             : “Nggak ada tapi.”
Dia              : “Hey liat. Itu *** sama temen lo kan?”
Gue             : “Yeah.. dan gue cabut dulu. Bye.”

***              : “Hai, sendiri aja?”
Dia              : “Tadi sih sama temen. Tapi pulang duluan.”
***              : “Oh.. oiya, kenalin nih. Pacar gue.”
Dia              : “…”
***              : “Gue pergi duluan ya..”
Dia              : “PERGI SANA YANG JAUH BERENGSEK! UNTUNG TEMEN YANG DATENG SAMA GUE UDAH BALIK DULUAN. KALO BELOM MATI LO BERDUA. TERUTAMA CEWEK LO. APA-APAAN LO NUSUK TEMEN DARI BELAKANG? DASAR PEREK!”
***              : “…”
Pacar          : “…”

END

it's sucks!

I saw him
there .. in front of my eyes
with close proximity
would be easy to reach

but it's not
he's like so far
is unbelievably difficult to reach
I tried ..
and finally I gave up!

he didn't for me
yeah .. I have to forget him

but what if he kept coming?
of course I have to stay away
gone, disappeared, and avoided him

I do for what? for whom? why?
I do to help him, help myself
if he forgot me, then I would be easier to forget him

I know this is not easy
but this is the best
and .. The best is not always easy

I believe ..
someday will come true this had not thought
I'll always wait for it


for someone who can never be achieved by me :)